Jumat, 11 September 2015

Notes. (lagi)

Kemarin kamis sekitar jam 10-an, Zidan ngajak ngider minta tanda tangan ke anak Ekskul Smanda Wirahma. Tapi, pikirannya berubah, mending nanti pulang. Kemudian gue ke bawah, karena kelas gue ada di lantai 3. Dan gue bertemu dia, kami saling bertegur sapa. Dia bilang, 'Kang, mau ikut smanda wirahma. Minta nomor hape-nya, ya?' Kemudian jantung gue... goyang oplosan.

Siangnya, gue minta notes ke Amy. Bentuk notesnya lucu, lope-lope gitu. Gue tulis, dan siap untuk diberikan kepada dia.

Saat pulang sekolah, karena hari kamis, ternyata dia pulang duluan. Dan notes ini, gue simpan dan rencananya besok gue bawa lagi. Lalu gue ngambil tanaman di rumah Pak Dodo. kemudian kembali ke sekolah.

Sorenya sekitar jam 3, ada Ferdi di mesjid. Dia memegang hape zidan. Ternyata hape zidan ketinggalan, gue bilang ke Ferdi, 'Zidan lagi latihan wirahma.'
'Lo mau ke sana?'
'Mau.'
'Yaudah nih, gue titip di elo.' Dan ternyata Zidan gak ada. Oke, sip deh, gue bawa pulang hapenya.

Lalu, ada janjian rapat osis besok buat perencanaan sekbid setelah pulang pramuka.

Hari Jumat.

Gue buru-buru karena ada yasinan pagi ini. Dan ternyata, notes gak dibawa, hape zidan ketinggalan, dan tanaman juga ketinggalan. Dengan kata lain: Kampret!

Gue ingin sekali saja ngobrol panjang lebar sama dia. Tapi notes gak gue bawa. Siangnya, Zidan ngajak ke rumah gue buat ngambil handphone. Yes! Teriak hati gue.

Kemudian kami berdua ke rumah gue buat ngambil hape–sekalian ngambil tanaman dan notes. Gue bawa, dan ternyata di sekolah udah mulai pramuka. Gue hanya memperhatikan dia  dari balkon ruang osis yang baru dekat aksel. Dia kepanasan dan kayaknya kehausan banget. Dan kebetulan saat itu, gue pengin bernyanyi*.

Gue pergi ke mesjid, setelah panggilan alam selesai, gue pergi membeli pocari sweat yang harganya 7000, dan pia basah 3–satuannya 1000. Jadi pas 10.000. Sekitar jam 02:54, sebelum ashar, gue pergi boker.

Gue kembali ke ruang osis, tapi gue simpan dulu makanan di aksel. Ternyata di aksel ada Maman, Dimas, Ara, dan Dwiki. Maman lapar, yaudah, gue kasih satu dan satunya buat gue. Dan yang satu lagi buat dia. Gue menunggu latihan pramuka selesai sambil berharap, setelah gue kasih nomor ibu gue ke dia, kita bisa ngobrol. Dan memikirkan percakapan yang akan terjadi diantara kami berdua ketika gue memberikan pocari dan pia basah nanti.
“Eh ini, tadi aku beli sebelum ashar, belinya dingin, tapi sekarang jadi dingin..’ eh, gimana ya kalimatnya?


Tapi, setelah latihan selesai, jarak kami susah untuk dekat. Dia berada di keramaian, dan gue gak berani, di keramaian itu juga ada pacarnya. Jadi, gue minum pocari sweat dan makan pia basah itu ketika rapat osis. Dan malam ini, gue hanya menulis catatan ini. Sambil berharap waktu bisa diulang. Seandainya gue lebih berani, mungkin pocari ini bisa sedikit mengurangi kelelahannya setelah menghadapi kakak bantara yang marah-marah. Dan malam ini, mungkin gue bisa chattingan sama dia. Tapi sayangnya enggak.

Jadi, gue hanya bisa menulis ini. Entah dia akan membaca atau enggak, semoga besok, kita akan bertemu.

***

*Bernyanyi adalah kata yang digunakan di Smanda untuk memperhalus kata boker.


2 komentar:

  1. Jadi, sebenarnya dia udah punya pacar? Atau saya yang salah persepsi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dia sudah punya pacar, tapi saya ongkoh-ongkoh saja memberi dia perhatian. :(

      Hapus