Kemarin kamis sekitar jam 10-an, Zidan ngajak ngider minta tanda tangan ke
anak Ekskul Smanda Wirahma. Tapi, pikirannya berubah, mending nanti pulang.
Kemudian gue ke bawah, karena kelas gue ada di lantai 3. Dan gue bertemu dia,
kami saling bertegur sapa. Dia bilang, 'Kang, mau ikut smanda wirahma. Minta
nomor hape-nya, ya?' Kemudian jantung gue... goyang oplosan.
Siangnya, gue minta notes ke Amy. Bentuk notesnya lucu, lope-lope gitu. Gue
tulis, dan siap untuk diberikan kepada dia.
Saat pulang sekolah, karena hari kamis, ternyata dia pulang duluan. Dan
notes ini, gue simpan dan rencananya besok gue bawa lagi. Lalu gue ngambil
tanaman di rumah Pak Dodo. kemudian kembali ke sekolah.
Sorenya sekitar jam 3, ada Ferdi di mesjid. Dia memegang hape zidan. Ternyata hape zidan ketinggalan, gue bilang ke Ferdi, 'Zidan lagi latihan wirahma.'
'Lo mau ke sana?'
'Mau.'
'Yaudah nih, gue titip di elo.' Dan ternyata Zidan gak ada. Oke, sip deh,
gue bawa pulang hapenya.
Lalu, ada janjian rapat osis besok buat perencanaan sekbid setelah pulang
pramuka.
Hari Jumat.
Gue buru-buru karena ada yasinan pagi ini. Dan ternyata, notes gak dibawa,
hape zidan ketinggalan, dan tanaman juga ketinggalan. Dengan kata lain:
Kampret!
Gue ingin sekali saja ngobrol panjang lebar sama dia. Tapi notes gak gue
bawa. Siangnya, Zidan ngajak ke rumah gue buat ngambil handphone. Yes! Teriak
hati gue.
Kemudian kami berdua ke rumah gue buat ngambil hape–sekalian ngambil tanaman
dan notes. Gue bawa, dan ternyata di sekolah udah mulai pramuka. Gue hanya
memperhatikan dia dari balkon ruang osis yang baru dekat aksel. Dia
kepanasan dan kayaknya kehausan banget. Dan kebetulan saat itu, gue pengin
bernyanyi*.
Gue pergi ke mesjid, setelah panggilan alam selesai, gue pergi membeli
pocari sweat yang harganya 7000, dan pia basah 3–satuannya 1000. Jadi pas
10.000. Sekitar jam 02:54, sebelum ashar, gue pergi boker.
Gue kembali ke ruang osis, tapi gue simpan dulu makanan di aksel. Ternyata
di aksel ada Maman, Dimas, Ara, dan Dwiki. Maman lapar, yaudah, gue kasih satu
dan satunya buat gue. Dan yang satu lagi buat dia. Gue menunggu latihan pramuka
selesai sambil berharap, setelah gue kasih nomor ibu gue ke dia, kita bisa
ngobrol. Dan memikirkan percakapan yang akan terjadi diantara kami berdua
ketika gue memberikan pocari dan pia basah nanti.
“Eh ini, tadi aku beli sebelum ashar, belinya dingin, tapi sekarang jadi
dingin..’ eh, gimana ya kalimatnya?
Tapi, setelah latihan selesai, jarak kami susah untuk dekat. Dia berada di
keramaian, dan gue gak berani, di keramaian itu juga ada pacarnya. Jadi, gue
minum pocari sweat dan makan pia basah itu ketika rapat osis. Dan malam ini,
gue hanya menulis catatan ini. Sambil berharap waktu bisa diulang. Seandainya
gue lebih berani, mungkin pocari ini bisa sedikit mengurangi kelelahannya
setelah menghadapi kakak bantara yang marah-marah. Dan malam ini, mungkin gue
bisa chattingan sama dia. Tapi sayangnya enggak.
Jadi, gue hanya bisa menulis ini. Entah dia akan membaca atau enggak,
semoga besok, kita akan bertemu.
***
*Bernyanyi adalah kata yang digunakan di Smanda untuk memperhalus kata
boker.
Jadi, sebenarnya dia udah punya pacar? Atau saya yang salah persepsi?
BalasHapusDia sudah punya pacar, tapi saya ongkoh-ongkoh saja memberi dia perhatian. :(
Hapus