Selasa, 26 Agustus 2014

Amnesia?

Akhir-akhir ini gue sering ngedengerin lagunya 5 Second of summer, judulnya Amnesia. Gue resapi satu-per-satu liriknya, dan itulah yang membuat gue betah berulang kali dengerin lagu ini. Menyentuh sampe kedasar... (sumur) lubuk hati yang paling dalam. 

Lagu ini menceritakan tentang seorang (khususnya cowok) yang belum bisa moveOn dari seseorang yang berharga dalam hidupnya. Lagu ini seolah menjadi mesin waktu buat gue. Gue jadi inget masa lalu gue, yang dulu (pernah) deket sama seorang adek kelas.

Gue inget, saat pertama kali kita chattingan, dia yang menghubungi gue duluan. Waktu berlalu, lama-kelamaan gue mulai nyaman sama dia. Kadang gue tidur kemaleman, gara-gara nunggu balesan dari dia. Mungkin gue udah jatuh cinta.

Gue semakin jatuh cinta, saat dia sering ngasih foto-foto dia ke gue. Dengan senyum yang ada di foto itu, jantung gue dag-dig-dug oplosan. Nggak mau tenang. Dan ada satu lirik di lagu Amnesia ini yang bunyinya; “The pictures that you sent me, they’re still living in my phone. I’ll admit I like to see them, I’ll admit I feel alone..”

Iya, dulu gue sering melakukan hal itu. Dulu foto-foto itu sering gue simpen. Saat gue kangen, gue juga sering menatap layar dan memandang foto-foto itu. Gue juga sering memandang percakapan yang gue screen capture dan menuhin memory hape gue. Dan sekarang, hape gue udah ilang. Jadi, itu semua terjadi dulu.. saat hape gue masih ada.

Saat itu gue jatuh cinta, saat itu juga cemburu mulai melanda. Padahal, dia bukan milik gue. Mungkin terlihat nggak pantes gue cemburu, karena dia bukan milik gue. Dan setelah kepergian cewek itu, dia juga pernah bilang; “Aku nggak suka sikap Ali yang berlebihan..” kalimat itu gue denger dari salah satu temen gue.

Iya, mungkin saat itu cemburu gue melebihi batas normal. Tapi, ada yang lebih parah dari itu.

Seiring waktu berlalu, cewek yang gue suka itu, akhirnya tau tentang perasaan gue, dari temen gue. Dan jawab cewek itu; “Enggak deh, aku udah nganggep dia kakak-kakakan. Lagian, aku juga masih kecil, enggak dibolehin sama ayah..” yang gue denger dari temen gue.

Tapi dia malah deket sama salah satu temen gue. Gue cemburu kalau dia deket sama temen gue. Temen gue itu sedikit agak ‘nakal’ sama cewek, sering modus-modus gitu kalau ke cewek. Di tambah dia tuh lebih ganteng dari pada gue. ya, pokoknya gitu deh. Gue takut kalau cewek yang gue suka itu... pergi, dan lebih milih temen gue.

Dan akhirnya, kekhawatiran gue pun terjadi. Dia pergi sama seseorang, yang gue kira itu temen gue. Mereka jadian, dan dua hari kemudian mereka putus. Masalahnya sederhana, cewek yang gue suka (tapi enggak pernah nyadar ada gue disini), enggak suka kalau temen gue deket sama cewek lain. Dan temen gue juga enggak suka kalau ngeliat cewek yang gue suka (yang bukan milik gue), deket sama temen cowoknya.

Sederhana kan? Tapi mereka malah berpisah. Kalau gue ada di posisi temen gue, dan si cewek ngasih kesempatan ke gue buat bersama dia, gue mungkin akan menjaga jarak sama cewek lain. Dan katanya (kata temen gue yang ada di TKP saat itu), cewek yang gue suka ini meluk (yang gue kira) temen gue. Tapi akhirnya, mereka tetep berpisah. Dan cewek yang gue suka, terus meneteskan air mata (mungkin) selama seminggu.

Masuk ke lirik berikutnya di lagu Amnesia, "And all my friends keep asking; Why i'm not arround?" seketika, pertanyaan itu bikin gue jadi merenung. Gue terdiam dan berfikir; kenapa saat itu gue enggak ada di sampingnya?

Mungkin, saat itu gue udah terlalu nyesek. Dia udah nganggep kakak-kakakan, dia berbohong dari kalimat; “Enggak di bolehin pacaran sama ayah..”, dan dia malah jadian sama temen gue sendiri.

Dan akhirnya, logika gue membangunkan dari keadaan gue saat itu. Gue enggak ada di saat dia sedih, gue enggak ada saat air matanya jatuh ke pipinya. Gue enggak ada untuk menghapusnya, dan mengubahnya menjadi tawa. Hati gue udah terlalu sakit saat itu.

Dan satu hal yang bisa gue pelajari; 
Ketika patah hati, logika bisa membuat seseorang berhenti saat dia berjuang. Tapi cinta bisa bikin seseorang untuk tetap bertahan, dan terus berjuang.

Dia udah memangkas habis rasa yang ada di hati gue, dan rasa itu hilang. Logika gue membangunkan gue dan terus meraung; Lo harus moveOn! Dan ketika gue rasa gue udah moveOn, tiba-tiba gue denger namanya. Gue rasa “It's hard to hear your name when I haven't seen you in so long..” gue jadi keinget kejadian-kejadian itu lagi.

Oiya, di lagu ini juga ada kalimat; “I wish that I could wake-up with amnesia..”

Jujur, gue enggak mau melupakan semua itu. Gue enggak mau melupakan kejadian itu, meskipun itu pahit. Tapi kenangan tetaplah kenangan, dia hidup pada masanya... di masa lalu. Gue selalu tersenyum saat mengingat itu. Dan kadang... gue merindukan masa itu.

Masa dimana gue berjuang, masa dimana hape gue enggak pernah sepi, masa dimana setiap malam selalu ada ucapan selamat malam. Gue kangeeen masa-masa itu. Dan sekarang hidup gue terasa hambar, karena gue enggak jatuh cinta sama siapa-siapa.

Iya, gue merindukan hari-hari yang dulu. Saat hari-hari bersama seseorang yang gue suka, ada sesuatu yang disebut dengan "tujuan". Iya, gue lebih memilih untuk jatuh cinta, kemudian berjuang, dan akhirnya patah hati (sebenernya gue lebih memilih untuk bahagia). Karena menurut gue, patah hati itu lebih bermakna dari pada enggak lagi jatuh cinta dan hari-hari terasa sepi.


Gue lanjutin dengerin lagunya ya? bye:'


Tidak ada komentar:

Posting Komentar